Serupa Tapi Tak Sama, Dimana Perbedaan KOL Dan Infulencer?

pexels-photo-6347919.jpeg

Maraknya penggunaan media sosial ternyata memunculkan fenomena baru lainnya yakni influencer dan Key Opinion Leader (KOL). Kedua istilah tersebut mengacu pada sosok yang diikuti atau didengar pendapatnya oleh sejumlah orang. Kini, kehadiran mereka sangat membantu brand dalam mempromosikan produk maupun jasanya. Baik influencer maupun KOL sepintas memang terdengar sama dan dipakai secara bergantian. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata keduanya memiliki perbedaan? Bila influencer menggunakan pengaruhnya di platform media sosial seperti Youtube, Instagram, atau Twitter untuk mempromosikan sesuatu, maka KOL tidak memiliki keharusan untuk selalu eksis di media sosial. Bahkan tak jarang KOL sama sekali tidak aktif menggunakan media sosial mereka. Seseorang tidak akan pernah menjadi KOL sampai masyarakat mengenali pengetahuan dan keterampilan individu tersebut dibidang tertentu. Tidak jarang juga influencer yang ada sekarang mengambil inspirasi dari para KOL yang membantu mereka membentuk opini mereka.

Lalu ada apa saja perbedaan signifikan antara KOL dan influencer?

1. Kredibilitas

Karena keahlian, kemampuan, pengetahuan, dan profesinya, maka kredibilitas KOL berasal dari kehidupannya secara nyata di suatu bidang atau industri, kualifikasi profesionalnya, serta waktu yang mereka habiskan untuk terlibat di suatu bidang tersebut. Kredibilitas dan kepercayaan yang didapatkan influencer dari para pengikutnya berasal dari identifikasi personal yang ditampilkan oleh influencer itu sendiri di akun-akun media sosial yang mereka miliki serta dari preferensi pribadi.

2. Area pengaruh

Seorang KOL tidak selalu secara aktif berperan sebagai influencer di media sosial. Ketenaran dan kredibilitas profesionalisme mereka hanya dalam wilayah terbatas, misalnya hanya di suatu daerah, kota, atau negara. Tapi jika KOL yang awalnya hanya memiliki ketenaran di wilayah terbatas, kemudian mulai mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan media televisi, media cetak, bahkan ikut aktif di media sosial, tak menutup kemungkinan KOL juga dapat berprofesi sebagai influencer. Sementara influencer yang sangat aktif mengelola konten-konten di media sosial mereka, memiliki kemungkinan untuk memiliki banyak penggemar dari berbagai wilayah, atau malah memiliki penggemar dari seluruh bagian dunia.

3. Komunikasi

Influencer memiliki nilai plus pada hal komunikasi. Karna keaktifan mereka di media sosial, mereka dapat berkomunikasi dengan para penggemar dengan lancar. Tak jarang influencer juga membuat konten live streaming agar dapat berkomunikasi secara real time dengan para penggemarnya. Dengan aktifnya influencer tersebut membagikan kegiatan mereka sehari-hari, hal tersebut akan membuat penggemarnya merasa dekat dengan sang influencer. Berbeda dengan KOL yang jarang aktif menggunakan media sosial, penggemar mungkin akan baru bertemu dengan KOL disuatu acara tertentu.

4. Value

Jika influencer lebih tepat untuk meningkatkan sales, maka KOL lebih efektif untuk meningkatkan brand value ataupun brand awareness. Hal ini karena rekomendasi dari KOL yang merupakan seorang expert, akan lebih dipercaya oleh target market sebagai sebuah pernyataan yang valid. Biasanya opininya dianggap valid karena memang memahami bidang tertentu tersebut. Contohnya ialah tokoh pendidikan, tokoh agama, dokter, juru masak, dan sebagainya.

Nah, setelah mengenal perbedaan antara KOL dan influencer, brand harus memilih yang mana? Bagi brand, pemilihan figure yang tepat menjadi hal penting sebelum melakukan social media campaign. Jika mereka menginginkan audiens yang lebih umum, maka influencer pilihannya. Sementara KOL menjadi sosok yang tepat untuk mempromosikan brand dengan target audiens yang lebih spesifik. Start Friday Asia merupakan Brand Consultant yang lebih bekerja sama dengan ratusan brand dan telah memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman, siap membantu brand Anda untuk menemukan apa yang brand Anda butuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Konsultasikan sekarang dengan kami sekarang sebelum Anda tertinggal dengan kompetitor lainnya.

Previous
Previous

Kesehatan Mental Juga Penting, Aplikasi Ini Bantu Kamu Tangani

Next
Next

Pertahankan Konsistensi Untuk Bangun Brand Menjadi Lebih Dekat Dengan Konsumen