Mengenal Apa Itu Strategi Antropomorfis Marketing, Ini Dia Penjelasannya!

Apa Arti Antropomorfis?

Apakah kamu pernah melihat series Mickey Mouse? sebagaimana yang kita tahu, Mickey memiliki gestur, karakter, hingga anggota tubuh menyerupai manusia. Hal ini merupakan bentuk implementasi dari Antropomorfis, dalam arti lain Antropomorfis merupakan kecenderungan untuk mengaitkan karakteristik manusiawi dengan hewan dan entitas bukan manusia (Kiesler, 2006). Namun masih cukup sering terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan makna dari Antropomorfis itu sendiri. Banyak orang mengartikan Antropomorfis merupakan bentuk manusia sesungguhnya, padahal Antropomorfis merupakan karakter (bukan manusia) yang mewakili identitas suatu brand.

Lalu Apa Kaitannya dengan Marketing?

Dikutip dari situs Jurnal Entrepreneur, Definisi Marketing adalah serangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, baik dengan cara memproduksi produk kemudian memberikan harga dan mempromosikannya kepada konsumen sehingga terjadilah penjualan. Dari pernyatan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa marketing merupakan suatu proses penyebaran informasi penawaran produk/jasa. Saat ini, proses marketing lebih efektif dilakukan apabila kita menggunakan platform media sosial, karena kita dapat menjangkau lebih banyak target audience dengan pasar yang lebih luas. 

Penyebaran informasi melalui media sosial yang terbilang cukup cepat dan luas, memberi peluang bagi kita sebagai pengusaha untuk terus berinovasi memberikan penawaran terbaik kepada target konsumen kita. Agar dapat terus bersaing, tidak jarang kita harus melakukan inovasi dan meninjau strategi yang memiliki potensi yang besar. Salah satu strategi yang banyak digunakan adalah strategi Antropomorfis Marketing. 

Bagaimana Hal Tersebut Bisa Mungkin Terjadi?

Penggunaan strategi Antropomorfis Marketing dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi suatu brand yang menggunakannya. Misalnya seperti memperkuat identitas suatu brand, diferensiasi atau value lebih bagi brand dibanding kompetitor, hingga menjadi Top of Mind masyarakat. Dalam pasar yang semakin kompetitif, perusahaan mengandalkan maskot untuk menciptakan kesadaran, menyampaikan produk/jasa atribut atau manfaat utama, dan menarik konsumen (Keller, 2003 dalam Hosany, Prayag, Martin, & Yee-Lee, 2013).  Hal-hal di atas tentu menjadi peluang yang besar untuk memperkuat identitas suatu brand agar dapat terus berkompetisi dalam gempuran pasar yang semakin variatif dan perubahan tren yang relatif cepat.

Masih Bingung? Yuk Simak Contoh di Bawah Ini!

Kalian tentu sudah tidak asing lagi bukan dengan iklan Wall’s yang sudah sering kita lihat sejak belasan tahun lalu? Ya! Wall’s adalah salah satu contoh brand yang menggunakan strategi Antropomorfis Marketing. Wall’s membuat karakter dari hewan Singa dan mengemasnya seolah karakter tersebut sama seperti manusia pada umumnya. Wall’s sudah menerapkan strategi ini sejak lama dan dapat dinyatakan berhasil, hal ini tentu memperkuat identitas brand Wall’s di masyarakat. Misalnya saat kita mendengar kata “Paddle Pop” kita akan langsung teringat karakter Antropomorfisnya terlebih dahulu lalu mengingat brand yang memiliki karakter tersebut. Salah satu alasan lain yang memperkuat Wall’s menggunakan strategi ini karena Wall’s adalah brand yang menjual produk es krim dan target pasar mereka sebagian besar adalah anak-anak.

Dari hal ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa suatu brand dapat menjadi Top of Mind apabila mereka mampu memilih strategi yang cocok digunakan untuk target pasar mereka. Saat sedang memilih strategi kita harus memahami bagaimana positioning brand kita di mata masyarakat dan siapa saja target audience kita. Jadi gimana Fripipel? apakah kamu tertarik menggunakan strategi ini? 

Previous
Previous

Musik Dalam Branding yang Sering Dilupakan, Seberapa Penting Sih?

Next
Next

Mengenal Istilah “Green Marketing” Dalam Lingkup Branding