Mengenal Istilah “Green Marketing” Dalam Lingkup Branding

Apa yang Terlintas Di Kepala Saat Anda Mendengar Istilah “Green Marketing”?

Umumnya kebanyakan orang akan membayangkan proses marketing berbasis lingkungan. Green Marketing merupakan salah satu tren marketing & bisnis terbesar saat ini. Lingkungan hidup yang mulai berubah (dari segi iklim, geografis, dan sebagainya) membuat perubahan dalam behavior masyarakat menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dan tentu akan menjadi lebih “picky” dalam memilih produk. 

Apa itu Green Marketing?

Green Marketing adalah suatu proses strategi pemasaran yang memiliki concern lebih pada isu lingkungan. Brand yang menggunakan strategi ini tentu berupaya semaksimal mungkin agar tidak memberi dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini diperhatikan mulai dari segi kandungan yang digunakan untuk bahan dasar produk, kemasan produk yang dapat di daur ulang atau mudah terurai, hingga program-program yang mendukung isu ramah lingkungan. Tujuannya adalah mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan, meminimalkan limbah bahan baku dan energi, mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup dan meningkatkan efektivitas biaya dengan memenuhi peraturan lingkungan hidup agar dikenal sebagai perusahaan yang baik (Heizer dan Render, 2006).

Masih Bingung? Yuk Simak Study Case di Bawah!

Kalian tentu sudah tidak asing dengan salah satu brand kecantikan dan perawatan tubuh yang satu ini, yaitu The Body Shop. The Body Shop merupakan salah satu brand kecantikan dan perawatan tubuh yang banyak digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat yang memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan dan hewan karena brand ini tidak melakukan animal testing dan menggunakan bahan yang ramah lingkungan untuk produknya. 

Sejarah Green Marketing The Body Shop

The Body Shop sendiri baru di dirikan pada tahun 1976, tepatnya pada tanggal 26 Maret di Brighton, bagian selatan Inggris. Bentuk kegiatan Green Marketing pertama yang dilakukan oleh The Body Shop adalah program campaign Save The Whales yang berkolaborasi dengan Greenpeace. Lalu pada tahun 1990, The Body Shop meluncurkan The Body Shop Foundation, sebuah badan amal yang mendanai hak-hak asasi manusia, hewan, dan grup pecinta lingkungan didirikan. Pada tahun 1996, The Body Shop memulai campaign Against Animal Testing (yang berlanjut hingga saat ini). Saat memasuki awal tahun 2000-an, tepatnya pada tahun 2002, The Body Shop melakukan campaign global bersama dengan Greenpeace International untuk mendukung energi terbarukan. Pencapaian lainnya dilakukan pada tahun 2008, dimana The Body Shop berhasil memperkenalkan 100% botol Polyethylene Terephthalate (PET) hasil daur ulang produk bekas pelanggan. Satu tahun kemudian, The Body Shop menerima penghargaan RSPCA – Lifetime Achievement Award (Good Business Award). Pada tahun 2014, The Body Shop kembali mendapatkan penghargaan dengan nominasi ‘Business in the Community International Responsible Business of the year’ untuk kedua kalinya. Pada tahun 2016, The Body Shop meluncurkan program Bio-Bridges bersama World Land Trust untuk membantu regenerasi hutan-hutan dan melindungi dari eksploitasi, perburuan dan industri pertanian ilegal. Dan yang terbaru, pada tahun 2017, The Body Shop meluncurkan World Bio-Bridges Mission, sebuah komitmen untuk mengembalikan kelestarian daerah yang terancam kepunahan dan kerusakan. Kami menargetkan pembangunan 10 Bio-Bridges baru pada tahun 2020.

Setelah memahami track record The Body Shop selama puluhan tahun, kita dapat menarik kesimpulan bahwa strategi marketing yang digunakan oleh suatu brand harus bersifat konsisten. Selain konsisten, brand harus memiliki positioning yang jelas agar produk yang ditawarkan mendapatkan awareness dan menjadi Top of Mind masyarakat.

Dalam membangun suatu brand, banyak orang yang mampu menyediakan produk/jasa yang di butuhkan oleh masyarakat dan memiliki value yang lebih dari produk/jasa serupa. Namun tidak jarang produk/jasa yang ditawarkan tidak mendapatkan feedback sesuai dengan perencanaan. Umumnya hal ini terjadi dikarenakan adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan pada proses pemilihan strategi marketing, positioning, dan pemilihan target market yang terlalu luas. Oleh karena itu, Start Friday Asia selaku Brand Consultant Profesional hadir untuk membantu Anda mulai dari proses perencanaan hingga product develop agar brand Anda dapat terus berinovasi dan berkompetensi di zaman yang terus berkembang. 

Previous
Previous

Mengenal Apa Itu Strategi Antropomorfis Marketing, Ini Dia Penjelasannya!

Next
Next

Cara Tepat Bagi Brand Owner Untuk Menerapkan Brand Strategy