Membangun Koleksi Barang Mewah: Panduan Mengetahui Hirarki Barang Mewah

Tak hanya masyarakat yang memiliki kelas sosial dan hirarki nya. Hal itu juga diterapkan di untuk membagi merek Luxury Brand yang mencangkup beberapa aspek. Sudah bukan hal yang baru jika tas mewah dan branded ternyata memiliki tingkatan kasta.

Laman Pursebob menyatakan bahwa, selain harga dan material yang digunakan, ada juga tingkat kesulitan, eksklusifitas, sejarah, dan juga kepopulerannya. Seperti yang dilansir dari laman Independent, Direktur Manajer HSBC, Erwan Rambough, membuat hirarki brand mewah menjadi tujuh hirarki.

Everyday luxury

Everyday Luxury adalah yang paling sering dijumpai. Di peringkat hirarki paling bawah ada produk-produk yang mudah ditemui dan memiliki kisaran harga di sekitar 100 USD sekitar 1,5 juta rupiah.

Produk dari brand ini adalah produk yang mudah dijangkau seperti produk Starbucks, parfum desainer, restoran, dan produk jam tangan Swatch.

Affordable luxury

Affordable luxury adalah brand tas mewah yang berada pada level hirarki kedua. Brand yang ada pada level ini masih memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dari antara 100-300 USD sekitar 1,5 - 4,5 juta rupiah.

Yang termasuk dalam hirarki ini adalah barang-barang tersier dan bukan barang sehari-hari. Seperti brand Furla, Tory Burch, Michael Kors, dan Marc Jacob.

Accessible core

Accessible core adalah hirarki ini berada di peringkat ketiga. Yang mana produk dalam level memiliki kisaran harga di antara 300-1500 USD sekitar 4,5 - 22 juta rupiah. Produk yang masuk dalam level ini adalah produk seperti Prada, Christian Louboutin, Gucci, Louis Vuitton, dan jam Tissot.

Brand tas pada level ini biasanya memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan affordable luxury. Selain itu tentunya eksklusivitas dari brand tas mewah pada level ini juga terjamin.

Premium core

Premium core berada di peringkat hirarki keempat. Brand tas mewah, jam tangan mewah, serta perhiasan mewah adalah produk yang mendominasi level ini. Kisaran harga produk pada hirarki ini adalah sekitar 3000-5000 USD sekitar 40 - 70 juta rupiah. Brand tas mewah pada level ini biasanya kerap digunakan oleh selebriti ternama maupun orang-orang penting di dunia.

Sehingga membuatnya menjadi brand tas mewah dengan kualitas premium. Merek seperti Rolex, Cartier, Bulgari, dan Tag Heuer masuk dalam kategori premium core.

Super premium

Super premium adalah level tas mewah yang berada pada level ketiga dari atas. Brand yang masuk dalam kategori ini adalah brand tas mewah Hermes dan Bottega Veneta.

Dari mulai harga, kualitas, eksklusivitas, dan pengerjaan detail pada produk di level ini dikerjakan dengan rapi dan tidak banyak ketersedian nya karena umumnya satu desainer hanya mengerjakan hanya membuat beberapa produk saja.  Harga produk di level ini mencapai 5000-50.000 USD sekitar 70 - 800 juta rupiah, sebab tak banyak orang bisa memiliki barang dari produk ini.

Ultra high end

Dengan kisaran harga barang yang mencapai di atas 50.000 USD sekitar 800 juta rupiah, pada level ini barang-barang yang dihasilkan banyak meliputi perhiasan dan berlian.

Produk seperti Leviev dan Graff adalah produk yang berada pada hierarki tertinggi kedua dari produk mewah.

Bespoke

Pada level tertinggi barang mewah ini, harga yang dipatok bisa di atas harga barang di level ultra high end. Sebab barang pada level ini dibuat khusus bagi para pembelinya dan tidak memiliki kembaran.

Karena eksklusif, produk brand pada level ini memiliki harga yang tidak masuk akal.

Meskipun barang mewah memiliki tingkatan hirarki yang disesuaikan dengan berbagai aspek, namun kemewahan suatu barang tentunya bersifat relatif disesuaikan dengan masing - masing Luxury Brand enthusiast, ya Fripipel!

Jeje

Being an account executive at Start Friday Asia, Jessica has the primary day-to-day responsibility for an ongoing business relationship with a client. Jessica also may contact a client to introduce new products and services. That may involve arranging for technical and design.

Previous
Previous

Belajar Mendengarkan Customer dari Indomie: Memahami Keinginan dan Kebutuhan Konsumen

Next
Next

Ngga Bisa Semena-Mena! Ini Cara Tepat Menggunakan Strategi Upselling Supaya Ngga Kena Amuk Massa!