Belajar Mendengarkan Customer dari Indomie: Memahami Keinginan dan Kebutuhan Konsumen
Hampir 90% rakyat Indonesia pasti kenal dengan Indomie. Sejak tahun 1972, Indomie berhasil menguasai hampir 75% pangsa pasar mi instant di Indonesia dan telah menjadi ikon dalam industri makanan siap saji. Indomie juga berhasil menjadi market leader mi instant asal Indonesia yang go Internasional.
Selama bertahun-tahun, kesuksesan Indomie dapat dikaitkan dengan kemampuannya untuk terus berinovasi dan memahami keinginan serta kebutuhan pelanggan mereka. Salah satu faktor kunci yang membedakan Indomie adalah kemampuannya untuk mendengarkan dan merespons umpan balik pelanggan dengan cepat.
Kunci keberhasilannya Indomie ditemukan dari salah satu urban legend
Tau urban legend yang bilang Indomie goreng di Jawa bumbunya beda dengan di Sumatera? ”Ternyata Itu Benar Adanya”
Menurut General Manager Marketing Noodle Division Indofood, karena insight berbeda dari customer Indomie goreng di Indonesia dari beberapa daerah. Bumbu Indomie di Jawa menggunakan saos, sedangkan di Sumatera/Kalimantan menggunakan bubuk cabe. Indomie merespon penemuan tersebut dan menyesuaikan bumbunya sesuai selera masyarakat lokal.
Salah satu contoh konkret dari upaya Indomie dalam mendengarkan pelanggan adalah melalui kampanye "Flavor of the Nation". Melalui kampanye ini, Indomie mengundang pelanggan untuk mengusulkan rasa mi instan baru yang diinginkan. Mereka mengumpulkan ribuan ide dari pelanggan mereka dan memilih beberapa ide terbaik yang kemudian diuji coba dan diluncurkan ke pasar. Pendekatan ini memungkinkan Indomie untuk berinovasi dan menyesuaikan produk mereka dengan preferensi pelanggan secara langsung.
Dari sini kita bisa belajar Fripipel mendengarkan kemauan konsumen adalah hal yang mutlak dilakukan.