Memahami dan Menerapkan Co-branding Dalam Strategi Pemasaran

91640996-2835612563221539-7391395751528189306-n-0129dedd022ead7891c2c28a7df8e1f7_750x500.jpg

Persaingan dalam sebuah usaha tentu tidak bisa dihindari. Hal ini mewajibkan Anda untuk selalu mengeluarkan produk atau jasa menarik, agar tidak kalah saing. Mulai dari kategori produk yang penuh dengan pemain, hingga persaingan harga. Maraknya kemunculan produk baru tanpa inovasi dan diferensiasi membuat konsumen malah kebingungan saat akan mengambilan keputusan. Ketiadaan hubungan antara marketer dengan konsumen akan semakin menurunkan nilai merek di mata konsumen. Untuk mengatasi kondisi tersebut, para pelaku industri bersama-sama menyusun strategi misalnya dengan melakukan promosi, memberikan diskon, atau melakukan co-branding.

Dalam ilmu branding, kita dikenalkan dengan istilah co-branding yaitu kerja sama antara dua brand atau lebih untuk membuat produk yang unik dan eksklusif. Salah satu tujuan co-branding adalah untuk menggabungkan target pasar, tapi masih tetap menonjolkan nilai penting dari masing-masing brand. Jika strategi ini dilakukan dengan tepat, co-branding dapat memberikan keuntungana pada masing-masing brand yang terlibat. Co-branding akan efektif untuk bisnis yang sedang fokus untuk mencari exposure atau memperluas target pasarnya.

Konsep co-branding sendiri sering dianggap mirip dengan co-marketing, padahal nyatanya kedua hal ini merupakan konsep yang berbeda. Co-marketing merupakan kerjasama dua atau lebih perusahaan untuk mempromosikan suatu produk. Misalnya, penumpang Uber dapat membuat playlist musik di Spotify untuk perjalanan mereka. Disinilah letak perbedaan keduanya, pada co-marketing tidak ada produk baru yang dihasilkan. Sedangkan pada co-branding, ada sebuah produk baru dengan brand gabungan dari kedua atau lebih perusahaan.

Berdasarkan para ahli dalam bidang pemasaran, terdapat empat jenis strategi co-branding antara lain:

  1. Market Penetration Strategy. Strategi ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan pangsa pasar dan nama merek yang ada dari dua perusahaan yang bergabung.

  2. Global Brand Strategy. Strategi ini berusaha melayani semua pelanggan dengan satu merek bersama yang sudah ada.

  3. Brand Reinforcement Strategy. Salah satu contoh implementasi strategi ini ialah menggunakan nama merek baru.

  4. Brand Extension Strategy. Pada strategi ini, dua atau lebih perusahaan yang bergabung akan membuat nama merek bersama untuk digunakan di pasar yang baru.

Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan saat melakukan suatu co-branding, yaitu temukan data lengkap dari produk yang akan dilakukan kerja sama co-branding, termasuk kualitas, kredibilitas dan data-data akurat dari ahli atau sumber yang berkompeten.  Faktor ini penting sebagai dasar co-branding serta tujuan dan target-target yang telah ditentukan. Penyusunan sistem kerja sama yang mengarah ke win-win solution. Hal ini penting karena jika kita hanya fokus pada keuntungan semata, hasil yang akan kita raih tidak bisa optimal. Buat rancangan Kerjasama yang matang, sehingga bisa benar-benar menguntungkan ke dua belah pihak, baik dalam jangka pendek ataupun jangka Panjang. Harus diingat pula bahwa dengan melakukn co-branding belum tentu menjamin untuk bisa memberikan hasil yang kita inginkan.

Previous
Previous

Perhatikan Hal Ini Jika Tak Ingin Online Advertising Jadi Gagal

Next
Next

Brand Evangelism: Strategi Brand Untuk Permudah Pasarkan Produk