Brand Voice: Konsistensi dalam Berkomunikasi yang Bikin Brand-mu Mudah Diingat

Ketika ada orang yang memanggil kita di jalan, bagaimana cara kita mengetahui siapa orang tersebut —selain menengok ke belakang dan melihatnya sendiri—? Bahkan, sebelum menengok ke belakang pun, tidak jarang kita sudah bisa mengetahui siapa orang tersebut. Kemungkinan besar, kita dapat mengetahuinya dari nada suaranya yang khas dan berbeda. Yaitu nada suara yang sering kita dengar ketika berbincang dengan mereka. Pun, nada suara yang bisa menjelaskan apakah orang tersebut ramah atau pemalu, serius atau lucu, dan banyak lagi. Hal ini karena suara seseorang biasanya identik dengan kepribadian dan berkaitan dengan cara mereka berkomunikasi. Nah, jika ada yang bertanya-tanya apakah brand voice itu, suara seseorang sama seperti brand voice.

Seperti Apa Sih Brand Voice Itu?

Apakah kamu pernah melihat akun media sosial brand yang setiap ketikannya membekas di pikiran? Itulah “akibat” dari brand voice. Brand voice merupakan kepribadian yang dibawakan oleh sebuah brand dalam komunikasinya. Brand voice bertujuan untuk menciptakan konsistensi di seluruh media komunikasi. Meskipun terdapat banyak content creator dalam satu tim, dengan adanya brand voice menjadikan suara yang kuat di setiap media komunikasi. Brand voice membantu konsumen mengingat brand kita dan bahkan menciptakan customer loyalty.

Sebagai contohnya, mari kita lihat konten dari Gojek berikut:

Menurut kamu, bagaimana brand voice dari Gojek itu sendiri? Sepakat! Brand voice dari Gojek cenderung santai, unik, dan gaul ala anak muda. Dari brand voice inilah tertanam dalam benak audiens bahwa Gojek adalah brand yang gaul dan selalu up-to-date seperti anak muda. Selain Gojek, coba ingat-ingat kembali brand apa yang voicenya membekas di pikiran kamu dan seperti apa voice yang diciptakan.

Saatnya Menciptakan Brand Voice

Setelah mengetahui fungsi kritis dari brand voice, sudah seharusnya kita menciptakan brand voice kita agar lebih diingat oleh pelanggan. Terdapat beberapa cara dalam menciptakan brand voice, yaitu dimulai dari visi, misi, dan value dari brand itu sendiri. Visi, misi, dan value biasanya berhubungan dengan tindakan dan karakteristik dari brand kita. Seperti Gojek yang salah satu pilarnya adalah inovasi. Dalam hal ini, inovasi biasanya lebih banyak digagas oleh anak muda. Oleh karena itu, brand voice dari gojek terkesan santai dan gaul seperti anak muda. Selanjutnya, kita dapat menelitii audiens dan menggunakan buyer persona sebagai inspirasi; seperti apakah pembeli kita, bagaimana kebiasaannya, dan lain-lain dapat menjadi inspirasi kita dalam menciptakan brand voice. Selain itu, kita juga dapat melihat jejak-jejak brand voice yang telah ada dan perform dengan sangat baik; yaitu membekas di pikiran customer. Selanjutnya, buatlah daftar “do’s and don’ts” dari brand voice yang akan diciptakan. Jika brand voice yang diciptakan adalah “friendly”, maka seharusnya jangan menggunakan bahasa yang cenderung kaku atau serius. 

Last but not least, jika dirasa membutuhkan, meminta bantuan pihak ketiga untuk menentukan brand voice tidak menjadi masalah. Jika Anda masih kesulitan dalam menentukan brand voice yang paling tepat untuk bisnis Anda, Start Friday Asia hadir untuk membantu setiap kesulitan Anda. Kami merupakan Brand Consultant yang telah bekerja sama dengan ratusan brand dan telah dipercaya lebih dari 10 tahun. Jangan ragu untuk konsultasikan dengan kami sekarang juga.

Previous
Previous

Bagaimana Merek dapat Bersaing dan Menang

Next
Next

Bisnis Franchise Bagi Pemula, Efektifkah?