Creative Thinking Process

Brainz-web.jpg

WHAT DO YOU WANT TO SAY?
Creative thinking process, Langkah awal dalam proses pembuatan iklan adalah menentukan gagasan utama tentang apa yang ingin disampaikan tentang produk/layanan tersebut. Sebaiknya Klien Anda (produsen/jasa) tahu akan hal itu, jika tidak atau mungkin kita hadapkan pada produk/layanan baru, maka langkah awalnya ketika hal itu terjadi adalah melalui pendekatan tentang apa yang dijanjikan oleh produk/layanan, maksudnya memulainya dari keuntungan dan kelebihan yang dimiliki oleh Produk/layanan tersebut.

Yang terpenting adalah fokus terhadap satu kelebihan saja, meskipun Klien Anda merasa bahwa produk/layanannya memiliki lebih dari satu kelebihan. Dengan fokus terhadap satu kelebihan saja, konsumen akan mudah memahami dan mengingat hal tersebut, jika dibandingan dengan menampilkan beberapa kelebihan yang mungkin akan membutuhkan “kerja keras” untuk melakukannya. Beberapa produk terkenal seperti FedEx “cepat”, Duracell “tahan lama”, dsb menfokuskan pada satu kelebihannya saja terlepas dari beberapa kelebihan yang dimiliki oleh produk/layanan tersebut.

Yang perlu diingat, sebuah iklan akan kehilangan subtansinya jika kelebihannya bias. Jika Anda tidak mengetahui apa kelebihannya, lalu bagaimana keterkaitan dengan produknya nanti? Maka dari itu selalu sertakan kelebihan utama untuk disampaikan kepada konsumen, baik secara tersirat ataupun tersurat.

WHO ARE YOU TALKING TO?
Langkah selanjutnya adalah menentukan target market, dengan kata lain kepada siapa produk atau jasa ditujukan. Hendaknya Anda mengkategorikan target pasar Anda berdasarkan usia, pendapatan, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, kebiasaan, atau hobi. Target pasar anda akan terlihat besar pada awalnya, namun lebih baik jika target pasar Anda tidak terlalu umum, karena nantinya akan lebih mudah untuk mengamati tren dan perubahannya. Jika dirasa mampu, seiring perjalanan waktu Anda dapat mengikutisertakan kategori pasar dengan jangkauan yang lebih besar.

Dalam prakteknya, Anda akan dituntut untuk mampu berpikir dengan pola pikir yang sama yang dimiliki oleh calon konsumen Anda. Maka dari itulah hendaknya Anda juga harus mampu memerankan diri Anda sebagai calon Konsumen. Bayangkanlah apa yang Anda harapkan dari produk/jasa sejenis. Mungkin suatu saat Anda akan menangani produk dan jasa yang tidak umum atau tidak familiar, untuk hal ini sebaiknya kita mengumpulkan data yang dari konsumen secara aktual: tentang apa yang mereka sukai, benci, butuh, terbiasa, dan sebagainya. tanyakan juga mengapa, kapan, dimana, dan seberapa sering konsumen menggunakan produk atau jasa terkait. Dan jika konsumen belum atau sudah tidak lagi menggunakannya, tanyakan mengapa. Dari sinilah akan diperoleh data-data yang bisa Anda tarik kesimpulan tentang siapa target pasar yang tepat bagi produk atau jasa Anda

HOW DO YOU WANT TO SAY?
Bagian tersulit dari langkah-langkah tadi adalah bagaimana cara menyampaikan iklan Anda. Disini tidak hanya terbatas dari bagian fisik iklan tersebut, akan tetapi harus mencangkup keseluruhan rencana dan strategi yang telah dituangkan ke dalam sebuah iklan. Pada bagian inilah seseorang selalu terjebak di dalam keadaan writer’s block, atau blank canvas. Karena yang terpenting adalah bagaimana kita menyampaikan iklan tersebut, bukan dari bagus tidaknya iklan tersebut.

Ada 2 konsep yang perlu Anda praktekkan untuk membuat iklan yang baik. Yang pertama adalah Keep It Simple, maksudnya bagaimana cara Anda mampu menyampaikan inti dari iklan Anda(yakni kelebihan utama yang telah kita bahas sebelumnya) tersampaikan dengan singkat, jelas, dan padat kepada calon konsumennya.

Contoh jelasnya adalah seperti ketika Muhammad Ali diminta untuk memberikan Quote di akhir pidatonya dihadapan Mahasiswa Havard University, kata yang dia katakan hanyalah “Me, We”. Dua kata yang merupakan kata paling pendek di dalam bahasa Inggris itu dipakai ole Muhammad Ali untuk menyimpulkan inti pidatonya dengan cemerlang.

Salah satu sudut pandang lain agar suatu hal tetap simpel adalah Get To The Point. Bukan rahasia umum lagi bahwa iklan merupakan “gangguan” dalam keseharian kita. Maka dari itulah sesuatu yang simpel dan to the point akan mudah dicerna dan ditolerir bagi seseorang. Contohnya ketika ada seorang hendak meminjam korek api di dalam suasana kereta yang sangat ramai, mana yang akan mungkin mendapat perhatian lebih, seorang bertanya “Permisi pak, maaf sebelumnya, apakah Anda mempunyai korek api?” ataukah dengan simpel “Permisi pak, punya korek?”
Satu hal yang perlu diingat, simpel saja tidak cukup karena pasti ada simpel yang baik dan ada simpel yang buruk. Contoh simpel yang buruk misalnya headline poster “Start Every Time” disamping mobil yang berjalan ditengah suasana salju. Mungkin ini terlihat simpel, namun tidak cukup menunjukkan kelebihan mobil tersebut. Bandingkan dengan gambar yang sama, namun dengan headline “Have you ever wondered how the man who drives a snow plough drives to snow plough”. Headline kedua tentu sama simpelnya dengan headline yang pertama, akan tetapi headline kedua lebih ”mengena” terhadap apa yang disampaikan kepada konsumen. Seperti yang dikatakan John Hegarty “Dramatize but simple”.

Konsep selanjutnya agar mampu membuat iklan yang baik adalah SLIP IT. Konsep ini berkaitan dengan reaksi konsumen terhadap iklan anda. Konsep ini merupakan akronim dari kata Smile, Laugh, Informs, Provokes, Involves, Think. Singkatan ini akan mempermudah Anda mempelajari apakah iklan tersebut sudah sesuai yang Anda dan Klien Anda harapkan. Smile and Laugh atau senyum dan tawa konsumen menunjukkan sebuah ketertarikan konsumen terhadap iklan Anda dan pastinya iklan Anda akan mudah diingat. Informs mengartikan bahwa iklan Anda sudah member informasi yang sebelumnya mungkin tidak diketahui oleh konsumen. Provokes dan Involve adalah sebuah reaksi Konsumen terutama dari sisi emosionalnya yang menghadirkan rasa setuju dan keterlibatan konsumen dengan iklan Anda. Semua ini akhirnya akan bermuara pada Think, fase dimana konsumen akan menimbang-nimbang kesesuaian produk atau jasa Anda dengan kebutuhan mereka. beberapa reaksi dalam iklan itulah yang memberikan Impack bagi konsumen

DOES IT WORK?
Setelah iklan terbentuk, masih belum bisa dikatakan semuanya sudah selesai. Yang selanjutnya harus Anda lakukan adalah Evaluasi. Tentang efektifitas iklan Anda, apakah sudah sesuai. Kemudian juga dengan tren pasar, apakah ada perubahan atau tidak. Atau malah target pasarnya, perlu diperluas atau tidak dan juga berbagai hal teknis lainnya. Intinya jangan pernah malas ataupun ragu untuk membenahi langkah yang telah terlewati. Jika perlu dan baik, mengapa tidak?

Previous
Previous

Cropping and Framing

Next
Next

Creative Advertising Yang (Tidak) Efektif : Apa Produknya?