Catat! Ini dia Kesalahan dalam menentukan harga

Saat ingin menjual barang, tentu harus menentukan berapa harga yang harus calon konsumen keluarkan untuk mendapatkan barang yang dijual. Dalam menentukan harga tidak boleh sembarangan loh. Jangan hanya sekedar berpikir “yang penting untung” dan juga jangan terlalu murah hingga mengalami kerugian.

Sebelum kita membahas kesalahan dalam menentukan harga, kita bahas dulu apa itu harga menurut beberapa ahli. Menurut Mulyadi (2001), harga jual sama dengan biaya produksi ditambah laba. Jika menurut Hansen dan Mowen (2001), harga jual adalah suatu jumlah yang dibebankan oleh perusahaan kepada pembeli atas barang atau jasa. Dapat disimpulkan harga jual adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa ditambah dengan laba.

Ini dia beberapa kesalahan dalam menentukan harga yang membuat perusahaan tidak cuan mengacu pada metode menentukan harga jual menurut Herman (2006):

  1. Menggunakan metode taksiran. Metode taksiran menggunakan instink tanpa melakukan survey. Biasanya digunakan oleh perusahaan yang tidak terbiasa dengan data statistik.

  2. Tidak melihat harga pasaran. Sebelum menentukan harga, perlunya melihat harga pasar saat ini dan pesaing. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan rata-rata daya beli masyarakat.

  3. Tidak menghitung biaya produksi. Hal paling fatal dalam menentukan harga dengan tidak menghitung biaya produksi. Perlunya menghitung segala pengeluaran yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau layanan jasa.

  4. Mengambil laba terlalu banyak. Saat menentukan harga jual melebihi harga pasar dan pesaing tentu tidak akan dilirik oleh calon konsumen.

Itu dia beberapa kesalahan dalam menentukan harga suatu produk maupun layanan jasa. Perlunya menghitung harga pokok produk (HPP), membandingkan dengan pasar dan pesaing, menentukan biaya variabel (biaya yang berkaitan dengan produk barang atau layanan jasa selain HPP), menentukan banyaknya persentase laba, serta mengamati habbit konsumen. 

Contoh brand yang menggunakan strategi pricing oke adalah Starbucks. Starbucks memiliki tiga varian size minuman yaitu tall, grande, dan venti. Ketiga minuman tersebut memiliki perbedaan harga yang dibilang cukup dekat. Secara naluri, konsumen akan memilih size  lebih besar daripada size yang diinginkan sebelumnya. Hal ini yang dinamakan attraction effect, yaitu kecenderungan konsumen merubah preferensinya ketika diberikan 3 pilihan (Pradana, 2021). Starbucks mampu membaca kecenderungan konsumen dengan memberikan 3 pilihan size yang tertera dalam menu. Dari ketiga menu tersebut, size venti menjadi pilihan terbaik ketika selisih harga size grande dan venti hanya sedikit, sedangkan selisih harga size tall dan grande lebih banyak. Bagaimana cara menentukan strategi harga yang sesuai untuk bisnis kalian?

Dengan mengkonsultasikannya pada Start Friday, bisnis kalian akan lebih maju. Karena Start Friday sudah berpengalaman dalam bidang brand consultant sehingga sudah memahami keadaan pasar terkini. Konsultasikan sekarang untuk merasakan dampaknya.

Previous
Previous

Sukses jadi top of mind, nama brand-brand ini jadi kata pengganti nama barang

Next
Next

Simak Strategi Branding Aice Ice Cream Menjadi Pilihan Konsumen Indonesia