Start Friday Asia Brand consultant

View Original

Suatu brand wajib berangkat dari pain point customernya, bagaimana maksudnya?

Apakah anda tahu apa yang customer butuhkan?

Suatu brand atau bisnis akan menjadi sia-sia apabila ia tidak bisa menghadirkan produk atau jasa yang menjadi jawaban atau solusi dari kebutuhan, mimpi/keinginan, serta permasalahan konsumen.

Contohnya :

  • Hand sanitizer hadir sebagai jawaban untuk memenuhi kebutuhan sterilisasi instan konsumen

  • Cassava bag hadir sebagai solusi untuk mengatasi kekhawatiran akan sampah plastik yang sulit terurai

  • Brand consultant hadir sebagai solusi untuk membantu para pebisnis yang ingin memperkuat posisi brandnya di masyarakat

  • Tas-tas dengan brand mahal yang menjadi impian konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhan akan status sosialnya

Sumber: avanieco.com

Bagaimana cara memenuhi kebutuhan konsumen tersebut? Mari kita simak step-step berikut ini

  1. Aspek psikologis: tunjukkan bagaimana brandmu dapat memenuhi kebutuhan mereka, kelebihan brandmu dibanding kompetitor, serta keberadaan brandmu baik secara online maupun offline

  2. Aspek keamanan: tunjukkan bahwa produkmu aman digunakan, baik melalui sertifikasi-sertifikasi, deskripsi produk, maupun social proof.

  3. Aspek kepemilikan: tunjukkan bahwa brandmu peduli dan mencintai konsumenmu. caranya dengan membuat loyalty program, merancang program CSR, maupun memberikan pelayanan yang prima. Jalin hubungan dan buat konsumen merasa memiliki dan mencintai brandmu

  4. Aspek pride/kebanggaan: ciptakan suatu hal yang mampu membuat konsumen bangga apabila menggunakan produkmu. Misalnya dengan menggunakan cassava bag, konsumen sudah turut menjadi earth savior yang berkontribusi menyelamatkan bumi.

  5. Aspek aktualisasi diri: buat konsumen terinspirasi oleh brandmu dan memahami valuenya sehingga ia dapat meneruskan kebaikan tersebut untuk orang lain

Melalui pemahaman dan pemenuhan 5 aspek diatas, kamu akan mampu memahami apa yang konsumen butuhkan dan menciptakan konsumen loyal dari brandmu. Sudahkah kamu menerapkannya di bisnismu?