“Shopping List” Ads and “Calendar” Ads
“Shopping List” Ads and “Calender” Ads, Dalam beberapa kasus hampir setiap pemula di bidang Advertising akan menghasilkan iklan yang sangat membosankan biasa disebut iklan “Shopping List”(daftar belanja). Ciri-ciri dari iklan ini adalah visualnya selalu menampilkan sebuah daftar, tabel, jumlah dari barang yang sejenis. Pada umumnya, iklan “Shopping List” selalu menampilkan perbandingan dari dua harga barang (antara harga barang dari produk klien dengan harga barang dari kompetitor klien) dan selalu terdapat sebuah tagline “lihatlah, barang kami lebih murah, dll”. Cukup simpan pelajaran menghitung Anda yang buruk di SMA saja, dan jangan melakukannya lagi dalam advertising. Kecuali hal seperti itu merupakan bagian dari konsep, menyiapkan daftar, tabel, dan grafik untuk laporan tahunan atau untuk brosur, tapi bukan untuk iklan.
Jenis iklan yang sama membosankannya adalah iklan“halaman dari kalender atau diary”, yang juga sering terdapat berbagai tulisan tangan di dalamnya. Visual untuk iklan semacam ini sangat membosankan untuk dilihat (karena iklan semacam ini akan terlihat sama dengan iklan sejenis) dan membutuhkan waktu untuk membacanya. Maka dari itu lebih baik menggunakan humor dan unsur kejutan, atau memakai twist yang baik untuk menghindari pendekatan literal yang digunakan dalam iklan daftar belanja atau iklan kalender. Akan lebih baik jika Anda berpikir bagaimana menambah elemen literal untuk mendramatisir preposisinya, baik dalam hal kelebihan lain atau nilai jual lain yang akan di dapat konsumen daripada apa yang sering ada pada iklan “shopping list” dan “calendar”.
Iklan berikut menunjukkan cara tepat untuk menghindari penggunaan “written version” dari iklan kalender, dengan hanya membuat visual sederhana : menggunakan beberapa visual gambar makanan yang sudah diperindah lagi warnanya dan menghilangkan bagian buku telepon.