Pro-Kontra Halal Branding
Seiring makin bertumbuhnya penduduk muslim di dunia, fokus terhadap halal branding juga semakin meningkat, khususnya di Indonesia. Mulai dari makanan, pariwisata, makeup, hingga peralatan elektronik saat ini berlomba untuk mendapatkan sertifikasi halal dan menyuarakan halal branding yang dilakukan. Padahal dulu, sertifikasi halal hanya difokuskan pada makanan dan minuman.
Makin meluasnya fenomena halal branding ini tentunya menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat, khususnya di Indonesia yang tinggi akan keberagaman agama. Sisi pro dari adanya halal branding ini ialah masyarakat muslim yang merasa lebih aman dan nyaman pada saat melakukan pembelian produk yang telah memiliki label halal. Disisi lain, halal branding ini dipandang sebagai 'kapitalisasi' agama.
Terlepas dari segala pro kontra yang ada, mari kita bahas mengenai branding untuk produk non-pangan itu sendiri. Adanya label halal pada produk-produk non-pangan dimaksudkan untuk menjamin bahwa produk yang digunakan itu tidak mengandung bahan-bahan non halal agar tidak terjadi keragu-raguan sata disentuh atau digunakan. Besarnya pertumbuhan penduduk muslim menciptakan demand produk halal tersendiri bagi brand.
Potensi pasar yang besar ini harus dapat dimanfaatkan bagi para business owner untuk bisa mendapatkan perhatian terhadap brandnya. Selain peralatan halal, wisata halal juga tak kalah menarik untuk dikembangkan. Kemudahan wisatawan untuk mendapatkan tempat ibadah merupakan salah satu faktor yang bisa difokuskan pada pembangunan wisata halal ini.