Start Friday Asia Brand consultant

View Original

Potensi Pengusaha Perempuan yang Kini Mulai Meningkat Dalam Bisnis

Perempuan seringkali dipandang sebelah mata. Perempuan sering diimajinasikan lemah lembut di dalam “sangkar emas”, padahal dasarnya ia justru lebih kuat sebagai problem solving dalam keluarga. Partisipasi perempuan dalam sektor bisnis dari waktu ke waktu juga terus meningkat. Kondisi ekonomi dunia yang mengguncang seluruh negara, membuat perempuan ikut andil mencari uang dengan berdagang dan menjadi pengusaha. Kini perempuan mulai berperan saling membantu untuk mensejahterakan ekonomi keluarga. Millenial banyak tumbuh dari kehadiran start-up. Mereka berbisnis dari rumah, membuka usaha kecil meski dari satu buah produk saja tapi lambat laun tumbuh besar dengan pangsa pasar yang luas. Bila pada tahun 2021 keterlibatan perempuan dalam bidang wirausaha sebanyak 58 persen, ditahun 2018 ketelibatan perempuan tercatat hingga lebih dari 60% atau mencapai 37 juta.

Berdasakan hasil riset, jumlah womenpreneur di Indonesia mencapai 14 persen dari total penduduk. Dibandingkan negara lain, mengutip dari Katadata jumlah perempuan yang memilih untuk menjadi wirausaha wanita cukup tinggi. Meningkatkan jumlah pengusaha wanita di Indonesia dapat mendorong tercapainya kesetaraan gender. Tak hanya itu, ada banyak juga pengusaha wanita sukses di Indonesia yang tidak hanya berhasil membangun bisnis tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Para pengusaha wanita telah membuat langkah besar sebagai pemilik usaha diseluruh dunia, sebagaimana mereka juga berupaya untuk mencapai potensi terbaik mereka. Dengan memberikan perhatian pada usaha mereka, hal ini dapat membantu guna mencapai kehidupan yang lebih mapan dan sejahtera. Selandia Baru menempati peringkat pertama negara dengan kondisi pendukung terkuat dan peluang yang terbesar bagi wanita untuk berkembang sebagai pengusaha. Disusul Amerika Serikat di posisi keempat, Singapura di posisi kelima, Filipina di posisi kesembilan, dan inggris di posisi kesepuluh.

Indeks ini mengindikasi bahwa negara-negara maju dengan kondisi pendukung yang kuat tidak kebal terhadap bias budaya yang berkaitan dengan wanita yang berwirausaha. Di Selandia Baru, studi ini mengungkapkan bahwa masyarakat di negara tersebut cenderung kurang menerima kehadiran wanita pengusaha. Meski demikian, wanita pemilik bisnis di Selandia Baru telah berkembang melampaui tantangan tersebut dan berhasil menduduki posisi teratas dalam studi ini selama dua tahun berturut-turut.

Di Indonesia sendiri lebih dari 60 persen UMKM dikelola oleh perempuan. Jumlah ini pun terus meningkat setiap tahunnya. Maka tak heran apabila UMKM disebut sebagai penggerak ekonomi di Indonesia. Pasalnya, kontribusi UMKM terhadap pendapatan nasional mencapai 61,1 persen. Dari banyaknyaknya jumlah pelaku UMKM, 37 juta merupakan pengusahan perempuan.