Jadi Biskuit No. 1 Di Dunia, Seperti Apa Strategi Brand Legenda Oreo?
Mempunyai tagline yang sangat ikonik, Oreo menjadi sebuah merek yang akrab di telinga konsumen. Bentuknya yang terdiri dari dua keping biskuit dan krim di tengahnya walau terlihat sederhana namun berhasil jadi favorit banyak orang. Walapun banyak yang mencoba untuk meniru brand yang satu ini, namun tetap saja biskuit ini tetap menjadu juara soal rasa. Oreo juga tak hanya dimakan begitu saja, bahkan sudah ada banyak kuliner lain yang menggunakannya sebagai topping hingga campuran bahan makanan. Lantas bagaimana strategi Oreo yang mampu menjadi brand biskuit nomor satu ini?
Sudah Ada Sejak Tahun 90-an, Bagaimana Sejarah Oreo?
Pada tahun 1898 beberapa perusahaan pembuat kue melakukan merger membentuk sebuah perusahaan baru bernama National Biscuit Company atau disingkat menjadi Nabisco dan berkantor di New Jersey. Tahun 1902 mereka sudah membuat sebuah crackers yang dijual di dalam kotak berbentuk seperti kandang hewan dengan tali sehingga bisa digantung di pohon natal. Tahun 1912, mereka mendapatkan sebuah ide untuk membuat cookie yang terdiri dari dua kepingan biskuit dengan isian krim di bagian tengahnya. Penemuan ini dibuat oleh seorang ilmuan pangan yang bernama Samuel J Porcello yang sudah bekerja di Nabisco selama 34 tahun.
Ternyata tak butuh waktu lama untuk Oreo menjadi cookie yang naik daun, produk ini bahkan mampu melampaui kompetitor dalam bidang serupa. Oreo pertama diperkenalkan pada 6 Maret 1912. Oreo adalah merek biskuit terlaris di Amerika Serikat pada saat itu, dimana biskuit ini dijual dengan merek Nabisco. Namun ternyata, Oreo merubah namanya menjadi Sandwich Oreo ditahun yang sama.
Nama Oreo tidak memiliki deklarasi secara resmi. Beberapa orang beranggapan bahwa nama Oreo tersebut merupakan kombinasi dari biskuit itu sendiri. Mereka berangaapan bahwa Oreo kombinasi dari 're' yang diambil dari 'cream' dan diantara dua 'o' pada 'chocolate' sehingga tercipta: o-re-o.
Dikutip dari Mondelez International, Oreo pertama kali diluncurkan pada 6 Maret 1912 di Amerika Serikat. Awalnya Oreo dipasarkan dengan nama “Oreo Biscuit” oleh Nabisco. Lalu pada tahun 1921 “Oreo Biscuit” berganti nama menjadi “Oreo Sandwich”.
Dua tahun berikutnya yakni tahun 1923, Oreo Sandwich mulai memperkenalkan iklan yang menunjukkan tagline “the twist”. Iklan inilah yang akan berkembang menjadi tagline Oreo yang paling terkenal seantero dunia, “twist, lick, dunk”. Di Indonesia, tagline ini lebih dikenal dengan sebutan “diputar, dijilat, dicelupin”.
Di tahun 1928, Oreo mulai mengekspansi penjualan ke Amerika Tengah dan Amerika Latin. Meski sudah melakukan ekspansi, Oreo Sandwich pun terus melakukan perubahan nama. Oreo Sandwich mengubah namanya menjadi Oreo Cream Sandwich di tahun 1937. Perubahan terakhir dilakukan pada tahun 1974, dimana Oreo Cream Sandwich berubah lagi menjadi Oreo Chocolate Sandwich Cookie.
Perubahan nama Oreo dari tahun ke tahun tidak membuat Oreo dilupakan begitu saja. Justru, Oreo semakin sukses melakukan penjualan di luar wilayah Amerika Serikat dengan berbagai macam variasi produknya. Kini Oreo lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Oreo” saja.
Kolaborasi jadi Strategi Sukses Oreo?
Salah satu kolaborasi terbaru yang sukses dilakukan oleh Oreo adalah dengan brand streetwear terkenal, Supreme. Pada tahun 2021, Oreo dan Supreme meluncurkan kolaborasi edisi terbatas yang menggabungkan desain ikonik dari kedua merek tersebut. Produk kolaborasi ini berupa paket khusus yang berisi biskuit Oreo dengan logo Supreme yang diukir di atasnya. Kolaborasi ini berhasil menciptakan antusiasme yang tinggi dari para penggemar keduanya, dengan produk-produk tersebut menjadi barang koleksi yang langka dan dicari oleh para kolektor.
Selain itu, Oreo juga melakukan kolaborasi dengan brand fashion terkenal, yaitu Puma. Kolaborasi ini menghasilkan koleksi sepatu khusus yang menggabungkan desain Oreo yang ikonik dengan estetika dan kualitas dari sepatu Puma. Produk ini memadukan elemen-elemen khas Oreo, seperti motif biskuit dan krim, dengan desain sepatu yang trendi dan stylish. Kolaborasi ini berhasil menciptakan produk yang unik dan diminati oleh pecinta sepatu dan penggemar Oreo.
Kolaborasi terbaru lainnya adalah dengan brand kosmetik populer, yaitu ColourPop. Oreo dan ColourPop bekerja sama untuk meluncurkan koleksi makeup dengan tema Oreo. Koleksi ini mencakup palet eyeshadow, lipstik, dan blush yang terinspirasi oleh warna dan motif ikonik Oreo. Kolaborasi ini memberikan pengalaman baru bagi para penggemar Oreo dengan memperluas merek ke dalam industri kecantikan.
Selain kolaborasi dengan brand fashion dan kosmetik, Oreo juga melakukan kerja sama dengan brand musik. Mereka bekerja sama dengan DJ terkenal, yaitu Zedd, untuk merilis remix lagu "Stay" yang dipopulerkan oleh Zedd dan Alessia Cara. Kolaborasi ini menciptakan hubungan sinergi antara musik dan Oreo, memperluas audiens dan meningkatkan kehadiran merek di kalangan penggemar musik.
Tak hanya itu, kolaborasi terbaru dari Oreo yang lagi-lagi berhasil mencuri perhatian masyarakat yaitu kolaborasinya dengan Blackpink, salah satu girlbrand asal Korea Selatan yang sedang naik daun dan digandrungi di seluruh dunia.
Kolaborasi-kolaborasi terbaru ini menunjukkan bahwa Oreo terus menggali potensi kerja sama dengan berbagai brand terkenal untuk menciptakan produk dan pengalaman yang unik bagi konsumen. Melalui kolaborasi ini, Oreo berhasil menjangkau segmen pasar yang lebih luas, menciptakan buzz dan antusiasme di kalangan penggemar merek, serta memperkuat posisinya sebagai salah satu merek yang kreatif dan inovatif dalam industri makanan dan minuman. Jika Anda ingin menerapkan strategi serupa pada bisnis Anda, Anda dapat menggunakan jasa brand consultant Indonesia terbaik seperti Start Friday Asia yang telah berkecimpung selama 10 tahun lebih dalam menangani ratusan brand. Jangan ragu untuk konsultasikan bisnis Anda telebih dahulu dengan cara klik disini.