IKEA : Food VS Furniture! Strategi Menggerakan Psikologi Konsumen

Start Friday Asia, kali ini akan membahas tentang IKEA, retail furnitur global terkenal. Tidak hanya dikenal karena desain furniturnya yang inovatif, tetapi juga karena keberhasilannya dalam menjual makanan di restoran-restoran IKEA yang ada di seluruh dunia. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang karena kombinasi yang unik antara belanja furnitur dan menikmati hidangan khas Swedia. Namun, dengan menjual makanan, ternyata berpengaruh juga terhadap pembelian furnitur di IKEA.

IKEA Furniture :

  1. Pertumbuhan Global

    Data menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam penjualan furnitur IKEA secara global dalam beberapa tahun terakhir. Di berbagai pasar seperti Amerika Utara, Eropa, dan Asia, IKEA terus mencatat peningkatan penjualan yang signifikan.

  2. Inovasi Desain

    Keberhasilan IKEA dalam menjual furnitur didorong oleh oleh inovasi desain. Dengan fokus pada fungsionalitas, estetika minimalis, dan kemudahan perakitan, IKEA terus memperkenalkan produk-produk baru yang menarik minat konsumen dari berbagai kalangan.

  3. Ekspansi Online

    IKEA juga telah memperluas penetrasi pasar melalui penjualan online. Strategi ini memungkinkan aksesibilitas yang lebih besar bagi konsumen di berbagai belahan dunia, dengan pengiriman yang cepat dan efisien.

IKEA Food :

  1. Makanan Swedia yang Ikonik

    Restoran IKEA menawarkan berbagai hidangan Swedia yang ikonik, seperti bola daging, salmon panggang, roti kanel, dan lainnya. Hidangan-hidangan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin merasakan cita rasa khas Swedia.

  2. Harga Terjangkau

    Salah satu alasan utama kesuksesan makanan IKEA adalah harga yang terjangkau dibandingkan dengan harga furniture yang dijual. Konsumen dapat menikmati hidangan yang lezat dengan harga yang relatif murah, membuatnya menjadi pilihan populer bagi keluarga dan individu.

  3. Konsep Dine-in dan Takeaway

    IKEA juga menawarkan konsep dine-in di restoran mereka, di mana pengunjung dapat menikmati makanan mereka sebelum atau setelah berbelanja. Furniture yang digunakan di restoran IKEA menggunakan furniture yang dijual di IKEA sehingga secara tidak langsung menggerakan konsumen untuk membeli furniture di IKEA.

Namun, latar belakang dibuatnya restoran di IKEA sekedar hanya untuk membuat proses belanja para konsumen menjadi lama. Hal ini dikemukakan langsung oleh Founder IKEA itu sendiri, Ingvar Kampard. Dengan perut yang kosong dan kenyang ternyata membedakan bagaimana cara belanja suatu konsumen. Jika konsumen dengan perut yang lapar, merasa bahwa harus segera menyelesaikan proses belanja nya dan relatif belanja dengan jumlah yang sedikit. Sedangkan, jika konsumen merasa perutnya kenyang dan terisi, proses belanja mereka akan lama dan relatif membeli barang yang cukup banyak, karena merasa tidak terburu oleh rasa lapar.

Previous
Previous

Garuda Indonesia Menguasai Udara Bersama Pokémon!

Next
Next

Co-Branding Strategy : Exploring the Fusion of Fore and Laneige Beauty!