Franchise Jepang yang Berhasil Menguasai Market Asia, Apa bedanya Lawson dan Family Mart?
Halo, Fripipel! Franchise Jepang telah membuktikan dirinya sebagai pemain kuat di pasar Asia, termasuk Indonesia. Dua nama besar yang bersaing ketat di segmen convenience store adalah Lawson dan Family Mart. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang apa yang membuat keduanya berbeda dan bagaimana mereka berhasil menguasai market Asia.
Sejarah dan Pertumbuhan: Lawson vs Family Mart
Lawson:
Didirikan di Osaka, Jepang, Lawson pertama kali membuka toko pada tahun 1975. Franchise ini dikenal dengan logo ikonik bergambar teko susu, menggambarkan asal mulanya sebagai toko produk susu. Kini, Lawson memiliki lebih dari 14.000 cabang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sejak 2011.
Family Mart:
Lahir di Saitama, Jepang, pada tahun 1988, Family Mart mengusung konsep "toko dekat rumah". Dengan 24.000 cabang di lebih dari 8 negara, Family Mart adalah salah satu franchise terbesar di dunia. Di Indonesia, Family Mart hadir sejak 2012 dan berkembang pesat di kota-kota besar.
Keunikan Produk dan Layanan
Lawson:
Fokus pada konsep "Japanese fresh food," seperti onigiri, katsu sando, dan chuka man.
Sering berkolaborasi dengan waralaba lain seperti anime atau brand Jepang terkenal.
Menawarkan suasana toko yang santai dengan layanan premium seperti kursi makan dan Wi-Fi gratis.
Family Mart:
Dikenal dengan produk "ready to eat" seperti Fami Chicken, soft cream, dan dessert khas Jepang.
Unik dengan konsep Family Mart Mini Stop yang menawarkan area duduk untuk makan di tempat.
Sangat populer dengan kampanye diskon dan membership yang terintegrasi dengan aplikasi.
Strategi Pasar di Asia
Lawson:
Mengutamakan lokalisasi. Di Indonesia, Lawson sering menghadirkan produk khas lokal seperti nasi uduk atau es kopi susu. Strategi ini membuat pelanggan merasa lebih dekat dengan merek.
Family Mart:
Fokus pada teknologi digital. Family Mart memiliki aplikasi loyalty yang kuat, memungkinkan pelanggan mengumpulkan poin dan mendapatkan diskon eksklusif.
Apa yang Membuat Mereka Berbeda?
Fokus Produk
Lawson dikenal dengan produk Japanese Fresh Food yang mengusung konsep autentik dari Jepang, seperti onigiri, katsu sando, dan chuka man. Sementara itu, Family Mart lebih menonjolkan menu ready-to-eat dan dessert, seperti Fami Chicken dan soft cream, yang cepat dan praktis untuk dikonsumsi.
Konsep Toko
Lawson menawarkan pengalaman berbelanja yang nyaman, santai, dan premium, dengan menyediakan tempat duduk untuk pelanggan yang ingin menikmati makanan di lokasi. Di sisi lain, Family Mart lebih menonjolkan konsep toko yang praktis dan cepat dengan fitur berteknologi tinggi, cocok untuk pelanggan dengan mobilitas tinggi.
Lokalisasi
Dalam hal adaptasi dengan pasar lokal, Lawson cenderung memiliki tingkat lokalisasi yang lebih tinggi. Mereka menawarkan produk khas lokal seperti nasi uduk atau es kopi susu di Indonesia. Sebaliknya, Family Mart masih menjaga keotentikan Jepang namun dengan sedikit sentuhan lokal.
Inovasi Teknologi
Family Mart unggul dalam hal inovasi teknologi, terutama dengan aplikasi loyalty dan integrasi digital yang memudahkan pelanggan untuk mengumpulkan poin dan menikmati diskon eksklusif. Sementara itu, Lawson memiliki tingkat inovasi teknologi yang sedang, lebih fokus pada pengalaman fisik di toko
Mengapa Mereka Sukses di Market Asia?
Adaptasi Budaya: Kedua merek mampu memahami kebutuhan pasar lokal.
Efisiensi Operasional: Franchise Jepang terkenal dengan sistem operasi yang ketat dan terstruktur.
Inovasi Berkelanjutan: Baik Lawson maupun Family Mart terus memperkenalkan produk baru untuk menjaga relevansi di pasar.
Fripipel, apakah Fripipel lebih suka onigiri khas Lawson atau Fami Chicken dari Family Mart? Pilihan franchise terbaik tentu bergantung pada preferensi dan kebutuhan pelanggan. Yang pasti, baik Lawson maupun Family Mart telah menunjukkan bahwa adaptasi dan inovasi adalah kunci sukses mereka di pasar Asia.
