Camilan Gen-Z Super Mahal, Ingin Fomo atau Demi Status Sosial?

Tren makanan kini melampaui kebutuhan dasar, terutama di kalangan Gen Z. Camilan sehat dan mahal menjadi bagian dari simbol status sosial yang menunjukkan eksklusivitas sekaligus gaya hidup modern. Mengapa fenomena ini begitu populer? Simak ulasannya berikut!

Fenomena Camilan Sebagai Simbol Status

Saat ini, status sosial tidak hanya diukur dari barang mewah, tetapi juga dari camilan mahal. Erewhon, toko premium di Los Angeles, menjadi pusat tren ini dengan produk seperti smoothie seharga $19 yang viral di TikTok. Gen Z rela menghabiskan ratusan dolar demi produk eksklusif seperti Olipop, kombucha, hingga bahan makanan eksotis lainnya.

Fripipel yang mengikuti tren ini memanfaatkan camilan mahal untuk menunjukkan identitas diri dan kemampuan ekonomi.

Media Sosial: Penggerak Tren FOMO

Platform seperti TikTok memainkan peran besar dalam menyebarkan tren ini. Video belanja mahal dan ulasan produk di Erewhon sering menjadi viral, menciptakan FOMO (Fear of Missing Out). Kolaborasi dengan selebriti seperti Hailey Bieber dan Bella Hadid semakin memperkuat daya tarik produk tersebut, menjadikannya bagian dari budaya pop.

"Semua adalah konten," kata Andrea Hernández, pengamat tren makanan. Camilan mahal pun berubah menjadi medium ekspresi diri yang dianggap keren dan relevan.

Mengapa Gen Z Memilih Camilan Mahal?

Tren ini tidak lepas dari beberapa alasan utama:

  • Kesehatan sebagai Prioritas: Produk seperti kombucha dan Olipop tidak hanya mahal, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan.

  • Kemewahan Terjangkau: Meski harganya tinggi, produk ini dianggap sebagai cara menunjukkan status tanpa harus membeli barang mewah seperti tas atau mobil.

  • Ekspresi Identitas: Makanan menjadi sarana menunjukkan siapa diri mereka di media sosial.

Strategi Pemasaran yang Brilian

Erewhon berhasil memanfaatkan tren ini dengan pemasaran yang cerdas. Selain menawarkan produk premium, mereka bekerja sama dengan selebriti untuk menciptakan smoothie khas yang mengesankan gaya hidup mewah. Viralitas produk di media sosial mendorong lebih banyak anak muda untuk membeli demi "pengalaman" dan eksklusivitas.

Dampak Ekonomi dan Budaya

Tren camilan mahal memberikan dampak besar, baik secara ekonomi maupun budaya:

  • Ekonomi: Erewhon mencatat laba besar, dengan pendapatan per kaki persegi empat kali lipat lebih tinggi dibanding supermarket biasa.

  • Budaya: Makanan berubah menjadi bagian dari fashion dan gaya hidup, mencerminkan aspirasi modern Gen Z.

Tren ini mengundang pertanyaan bagi Fripipel: apakah membeli camilan mahal adalah kebutuhan atau hanya cara mengikuti tren? Apa pun alasannya, fenomena ini menunjukkan bagaimana Gen Z menggabungkan gaya hidup sehat, ekspresi diri, dan status sosial dalam satu paket camilan mewah.

Sudah siap mencoba? Jangan lupa, camilan bukan sekadar makanan, tetapi juga cerita tentang identitas dan gaya hidup!

Previous
Previous

Butik Emas di Indonesia, Brandowner Lihat Daftarnya disini!

Next
Next

Anothersole: Merek Alas Kaki yang Menyatukan Gaya, Kenyamanan, dan Sustainable