Branding VS Visual Identity: Sering Dikira Mirip, Ternyata Ini Dia Perbedaannya.
Brand merupakan identitas unik yang membedakan antar sesama, baik antar manusia maupun antar produk. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan branding adalah aktivitas pencitraan yang dilakukan agar sebuah merek atau sosok terlihat berbeda dari merek lain, sehingga menarik dan mudah diingat oleh masyarakat. Branding dapat pula diartikan sebagai sebuah kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat dan mempertahankan sebuah brand dalam rangka memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya. Dalam dunia bisnis, branding diartikan sebagai praktik pemasaran sebuah perusahaan dengan menciptakan nama, simbol, atau desain yang mudah diidentifikasi sebagai milik suatu bisnis atau perusahaan. Jika dilakukan dengan tepat, maka perusahaan yang melakukan branding dengan baik maka akan mendapat loyalitas dari konsumen.
Erat kaitannya dengan ilmu komunikasi, branding didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka membangun dan membesarkan sebuah merek. Branding bukan saja hanya perlu dilakukan oleh perusahaan baru yang namanya belum terlalu dikenal masyarakat. Tapi, perusahaan besar sekalipun harus terus konsisten melakukan kegiatan branding agar namanya semakin besar dan tetap menjadi pilihan masyarakat.
Aktivitas branding juga dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif dan reputasi perusahaan untuk membangun kepercayaan konsumen. Dengan terbangunnya citra positif, maka perusahaan akan mudah untuk melakukan penjualan produk. Alhasil, konsumen bertambah dan pendapatan perusahaan semakin meningkat.
Sementara itu dalam ranah branding, apa yang dimaksud dengan visual identity?
Visual identity memiliki makna sebagai segala bentuk identitas sebuah produk, brand, atau individu yang dapat diidentifikasi secara visual. Visual identity merupakan wajah pertama yang akan dikenali oleh masyarakat ketika sebuah brand baru muncul ke permukaan. Visual identity dapat berbentuk logo, warna, layout khas, arsitektur, nama, seragam, dan lain-lain. Berbeda dengan konsep branding yang memiliki makna.
Visual identity merupakan salah satu aspek penting dalam branding yang dapat dipelajari melalui pendidikan formal, seperti jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Dalam program ini, mahasiswa diajarkan untuk mendalami elemen-elemen visual, seperti warna, tipografi, bentuk, dan komposisi, yang berkontribusi pada pembentukan identitas sebuah merek. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai elemen-elemen ini, mahasiswa dapat menciptakan desain yang tidak hanya estetis, tetapi juga mampu merepresentasikan nilai-nilai dan karakter merek secara efektif. Proses pembelajaran ini memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kreatif dan analitis yang dibutuhkan dalam menciptakan visual identity yang kuat dan konsisten di berbagai platform komunikasi.
Visual Identity mempengaruhi Branding.
Visual identity dan branding memiliki keterkaitan yang sangat dekat, kedua faktor ini dapat muncul dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses branding, apa yang dilihat oleh audiens akan membentuk persepsi dari brand tersebut. Oleh karena itu, jika ingin brand mudah diingat dna juga memiliki image yang bagus di mata masyarakat, maka sangat penting untuk menyiapkan visual identity yang kuat.
Namun, pembentukan visual identity memiliki beberapa tujuan, yaitu;
Menciptakan kesan emosional pada konsumen.
Menyatukan berbagai aspek bisnis melalui tampilan visual yang konsisten.
Memberi informasi kepada audiens mengenai sifat dari produk yang ditawarkan.
Dalam dunia desain pernah terjadi kasus dimana sebuah Visual Identity memiliki pengaruh yang sungguh besar terhadap sebuah brand sehingga brand tersebut menjadi sangat mudah dikenal oleh masyarakat. Contoh nya seperti yang telah terjadi pada bulan maret 2015, Gramedia melakukan rebranding pada logo, lalu mereka merancang ulang konsep layanan mereka untuk menarik konsumen yang lebih luas. Untuk mengkomunikasikan layanan baru yang lebih baik ini, Gramedia mempublish logo baru. Dari kejadian ini, logo yang digunakan oleh sebuah brand mempunyai tujuan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa sebuah produk/jasa memiliki Brand Identity/branding yang baru. Masyarakat dapat mengidentifikasi sebuah branding melalui adanya pesan yang disampaikan dalam branding yang baru.
Apa saja elemen yang membentuk visual identity?
Logo: Adobe menjelaskan bahwa logo sangat penting untuk membentuk citra suatu brand. Dengan memiliki logo yang unik bisa menarik perhatian konsumen, dan yang pasti konsumen akan mengingat produk yang kita miliki. Logo juga dapat disebut identitas suatu perusahaan. Seperti contoh logo pada brand The North Face. Logo yang terinspirasi dari siluet Half Dome (Gunung yang terletak di Taman Nasional Yosemite).
Tipografi: Tipografi atau gaya teks ini juga mampu untuk membentuk kesan dari para konsumen. Untuk pemilihan tipografi disesuaikan oleh banyak faktor. Misalnya, persona, tujuan, hingga industri dai brand. Contohnya tipografi yang digunakan pada Instagram yang menggunakan font Billabong.
Warna: Warna tidak kalah penting dari yang lain karena hal ini dapat mempengaruhi persepsi orang disaat melihatnya. Dan juga seperti yang dijelaskan oleh UX Planet, maka warna memiliki fungsi utama yaitu penarik perhatian konsumen. Karena warna adalah aspek yang paling mudah diingat oleh audiens ketika melihat hal baru. Selain itu, warna bisa memiliki arti yang berbeda bagi suatu penduduk di tempat tertentu. Contohnya, warna putih di Amerika Serikat yang melambangkan kesucian. Namun di Jepang, Tiongkok, atau Korea warna putih menandakan kedukaan.
Aset fisik brand: Aset fisik brand merupakan objek material dari brand, contoh nya seperti packaging, seragam pekerja, hingga desain toko.
Berikut penjelasan mengenai branding VS visual identity. Bagi kalian yang ingin mengetahui informasi tentang branding, kami Start Friday Asia siap memecahkan masalah yang kalian hadapi!